29 July 2011

GP Amerika: the Good, the Bad & the Ugly

Sirkus MotoGP sedang liburan dan mereka akan kembali pada tanggal 14 Agustus nanti untuk balapan di Sirkuit Brno. Pembalap yang paling tenang adalah Stoner karena baru saja memperoleh kemenangan di Laguna Seca dan memperlebar keunggulan poin di klasemen pembalap terhadap pesaing terdekatnya, Jorge Lorenzo. Beberapa pembalap yang masih kesulitan dalam menghadapi musim ini adalah Trio Italiano. Simoncelli yang sekali lagi terjatuh saat balapan di Laguna Seca, Dovi yang menampilkan permainan di bawah standard yang seharusnya dan Rossi yang mulai menyadari bahwa GP11 ternyata kurang lebih sama dengan GP11.1.

The Good - Stoner mengaku kalau dia tidak bisa mengendarai motornya seperti yang dia inginkan, padalah gapnya dengan pemegang pole hanya 0,072 detik dan ini benar-benar membuat kita garuk kepala. Pembalap Aussie ini memperlihatkan kalau dia belajar dari balapan Laguna Seca tahun 2008 bersama Rossi.

The Bad - Simoncelli, apa yang kamu lakukan, bro? Crash di lap keenam ketika kamu berada di posisi kelima dan para pembalap tercepat kabur ke depan merupakan kesalahan yang tidak bisa ditolerir. Empat DNF (Did Not Finish) dalam 10 balapan memberikan efek buruk baik pada poin klasemen maupun mental pembalap. Kamu punya kecepatan, Sic! jadi gunakanlah liburan ini untuk merenung dan mempersiapkan diri untuk menghadapi paruh kedua musim ini dengan lebih baik, bukan hanya sekedar ganas.

The Ugly - Ben Bostrom yang mendapatkan kesempatan balapan di Laguna Seca ternyata mampu memperlihatkan kemampuannya dengan melahap lintasan balap lebih cepat daripada Toni Elias, padahal Bostrom belum pernah mengendarai motor kelas Grand Prix sebelumnya. Sayang pembalap AMA Superbike ini memutuskan untuk mengakhiri balapan setelah dua kali keluar trek karena kakinya menyentuh aspal saat menikung. Dia tidak ingin kansnya dalam memburu gelar AMA Superbike pupus hanya karena crash di MotoGP.


The Disappointment - Balapan di Mugello seolah menandai bangkitnya Dovi, ternyata Dovi kembali menjadi pembalap dengan mental ciut, walaupun sebenarnya dia memiliki dukungan teknis yang sangat baik. Bisa kita bayangkan, Stoner dan Pedrosa hampir selalu naik podium dengan menggunakan RC212V yang notabene sama dengan motor yang dibesut Dovi. Yang paling mengecewakan adalah Ben Spies berhasil melenyapkan gap 6 detik terhadap Dovi dan menyalipnya.

The Surprise - John Hopkins akan kembali ke Suzuki pada GP Ceko nanti. Saat ini Hopkins dan Suzuki sedang membicarakan kontrak agar pembalap Amerika ini juga bisa ikut nge-track di tiga balapan terakhir MotoGP musim ini. MotoGP sangat membutuhkan pembalap dan potensi Hopper ini kelihatannya terbuang sia-sia jika hanya digunakan untuk membalap pada kejuaraan British Superbike.

The Mistake - Traction control (TC) akan otomatis berfungsi ketika kamu menurunkan gigi saat sesi latihan bebas. Hal ini terjadi pada Lorenzo yang mengalami highside pada akhir FP3 di Laguna Seca karena tidak menurunkan gigi perseneling saat akan menikung. Celakanya, pembalap MotoGP saat ini jago membalap menggunakan bantuan TC, tidak seperti Valentino Rossi yang memperlihatkan skill dalam balapan daripada hanya kemampuan motor.

The Confirmation - Ducati GP11.1 ternyata memiliki performa yang hampir sama dengan versi pendahulunya, GP11. Gap sebesar 30 detik akan membuat engineer Ducati yang bermarkas di Bologna begadang untuk menemukan solusinya. Kembalinya Burgess membantu meyakinkan Rossi untuk tetap mengembangkan GP11.1, tapi seberapa besar celah untuk meningkatkan performa motor?

The Pass - Tidak banyak overtaking yang bagus disini, tapi overtaking Stoner terhadap Lorenzo dari sisi luar menuju tikungan pertama patut diacungi jempol.

Hasil kualifikasi Simoncelli di posisi kelima pada GP Amerika lalu merupakan hasil kualifikasi terburuk Super Sic dalam musim ini. Sementara posisi terbaik Rossi dalam kualifikasi pada musim ini hanya di posisi ketujuh. Tapi siapakah yang lebih bahagia? Dari performa motor yang masing-masing mereka besut, sudah kelihatan kalau Rossi lebih bahagia bisa berangsur-angsung memperbaiki masalah yang telah mengendap di Desmosedici.

Kamu tidak selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan dan ini adalah contoh nyata untuk Bostrom. Dari catatan waktu yang tidak pernah di bawah 4 detik terhadap pembalap tercepat, Ben Bostrom akan sadar betapa ketatnya bersaing di kasta MotoGP

Arsip Sobat46