Jika kamu adalah salah satu ksatria jalanan yang berkendara dengan berapi-api dan emosi di dada, kamu beruntung karena membaca artikel yang tepat. Tapi jika kamu seorang pengendara yang kalem, tips and tricks ini juga dapat membantu apabila suatu saat emosi hinggap di dada.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengontrol emosi negatif di jalan yang ditimbulkan baik oleh oleh lingkungan internal maupun eksternal. Dengan teknik yang berikut, berikutnya kamu akan lebih menikmati perjalanan.
1. Jangan terburu-buru
Berhentilah terburu-buru dan mulailah bersantai. Kalkulasikan waktu yang dibutuhkan untuk berkendara dan tambahkan waktu ekstra 10 menit untuk setiap 15 hingga 30 menit perjalanan normal.
Jadi kita berkendara tanpa perlu melihat jam. Kalau perlu simpan jam tangan di dalam saku, tempel plester nontransparan di jam yang ada di mobil dan jangan curang dengan mendengarkan siaran radio yang memberitahu pukul berapa saat ini. Pada dasarnya, jika kita ingin lebih cepat sampai tujuan, maka berangkatlah lebih awal.
2. Fokus pada perjalanan daripada tujuan
Terkadang kita hanya berfokus pada jalan di depan kita, pada tikungan berikutnya, dan mengambil lajur yang membuat kita tetap ngebut. Ya, kita seperti sedang balapan! Ternyata kita melupakan hal yang sesungguhnya, yaitu perjalanan. Hidup itu adalah sebuah perjalanan, bahkan pergi ke toko atau mengantar anak sekolah merupakan perjalanan. Tujuan selalu datang silih berganti, tapi perjalanan selalu kita alami namun sayangnya jarang kita nikmati. Jadi bersantailah dalam berkendara, lihat orang di sekeliling kita, pemandangan, kejadian yang baru saja kita lewati dan kita akan jauh lebih santai.
3. Bayangkan kita di posisi pengendara lain
Kita sering melihat anak muda ngebut pada kondisi lalu lintas yang padat serta bergerak zigzag dari satu lajur ke lajur lainnya tanpa memberi sinyal. Di sisi lain juga mudah untuk menemukan pengendara yang bergerak lambat meski berada di lajut cepat sekalipun. Tentu hal ini sangat mudah memancing amarah kita dan melontarkan makian. Kita bisa saja berteriak sambil melotot, "Hoy, Kampret! Naik motor yang bener!" atau "Minggir, bego! Ini lajur cepat, tau!"
Tapi bukan itu yang kita inginkan, untuk mengahadapi para pengendara seperti ini kita bisa membayangkan bagaimana seandainya kita berada di posisi mereka dan orang lain melakukan hal itu kepada kita. Tentu sangat menyakitkan, bukan?!
Berikut adalah beberapa komentar yang membuat kita jauh dari emosi. Bagi pengendara yang sontoloyo dan ngebut tak menentu di jalan, kita bisa berkomentar seperti ini:
"Wow, sakti juga tuh anak! Saingan sama The Doctor."
"Mungkin dia lagi mules berat, pengen boker dan udah mau mbrojol tuh, makanya buru-buru!"
Bagi pengendara lambat yang berada di lajur cepat, ini komentar kita:
"Hebat! Udah bangkotan gitu masih bisa nyetir sendiri."
"Semoga ntar pas aku jompo juga masih bisa berkendara sendiri."
4. Hilangkan ego dari dalam diri
Terkadang kita merasa lebih penting, lebih perlu lebih cepat daripada pengendara lain. Sehingga yang sering muncul dari mulut adalah makian seperti ini:
"Minggir, Setan!"
"Kamu menghalangiku!"
"Aku bisa telat ke kantor."
"Aku benci dengan pengendara seperti kamu!"
"Kamu tidak akan bisa menyalipku. Tidak akan!"
Marilah kita berbagi dengan pengendara lain. Berkendaralah dengan penuh kerendahan hati. Jangan berpikir bahwa kita memiliki hak yang lebih tinggi daripada pengendara lainnya. Kita adalah pengguna jalan dengan hak yang sama seperti mereka. Jadi saling menghargai lebih baik, lebih baik lagi kalau kita bisa memaklumi.
5. Mereka bukan musuh
Musuh adalah orang yang kamu yakin akan membahayakanmu dengan sengaja. Masalahnya kita sering menganggap bahwa pengguna jalan lain adalah musuh, padahal mereka hanyalah orang asing. Mereka bahkan tidak peduli dengan kita, mereka hanya peduli dengan urusan mereka sendiri. Walaupun mereka acap kali menyusahkan kita, namun tetap bukan musuh, kan?!
Sebagai contoh: Kamu sedang berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan dimana tidak ada mobil lain di sekitarmu. Di depan sana kamu melihat sebuah truk di sisi jalan yang sedang menunggu untuk masuk ke lajurmu. Sesaat kamu mendekati truk tersebut, tiba-tiba supir truk tersebut memotong lajurmu dan seketika berada di depanmu sehingga kamu harus mengerem dan banting stir ke lajur lain agar tidak menabrak truk tadi.
Kenapa dia membahayakanmu dan dirinya sendiri dengan tiba-tiba masuk ke lajurmu, bukannya menunggu hingga kamu melintas? Apakah dia melakukannya dengan sengaja? Apakah dia menunggu waktu yang tepat untuk muncul di depanmu, berharap bisa mengejutkanmu dan membuatmu kecelakaan? Ataukah dia tidak tahu bagaimana cara safe driving? Jika kita memilih jawaban pertama, maka kita akan dipenuhi oleh emosi negatif, namun jika kita berpikir kalau dia hanyalah supir yang tidak tahu bagaimana cara berkendara yang baik, maka kita tidak akan terjebak emosi yang ditimbulkan oleh situasi yang tidak bersahabat. Ingat, kita selalu punya pilihan terhadap bagaimana cara merespon terhadap keadaan.
Selamat mencoba dan selamat berkendara! =)
Berikut adalah beberapa cara untuk mengontrol emosi negatif di jalan yang ditimbulkan baik oleh oleh lingkungan internal maupun eksternal. Dengan teknik yang berikut, berikutnya kamu akan lebih menikmati perjalanan.
1. Jangan terburu-buru
Berhentilah terburu-buru dan mulailah bersantai. Kalkulasikan waktu yang dibutuhkan untuk berkendara dan tambahkan waktu ekstra 10 menit untuk setiap 15 hingga 30 menit perjalanan normal.
Jadi kita berkendara tanpa perlu melihat jam. Kalau perlu simpan jam tangan di dalam saku, tempel plester nontransparan di jam yang ada di mobil dan jangan curang dengan mendengarkan siaran radio yang memberitahu pukul berapa saat ini. Pada dasarnya, jika kita ingin lebih cepat sampai tujuan, maka berangkatlah lebih awal.
2. Fokus pada perjalanan daripada tujuan
Terkadang kita hanya berfokus pada jalan di depan kita, pada tikungan berikutnya, dan mengambil lajur yang membuat kita tetap ngebut. Ya, kita seperti sedang balapan! Ternyata kita melupakan hal yang sesungguhnya, yaitu perjalanan. Hidup itu adalah sebuah perjalanan, bahkan pergi ke toko atau mengantar anak sekolah merupakan perjalanan. Tujuan selalu datang silih berganti, tapi perjalanan selalu kita alami namun sayangnya jarang kita nikmati. Jadi bersantailah dalam berkendara, lihat orang di sekeliling kita, pemandangan, kejadian yang baru saja kita lewati dan kita akan jauh lebih santai.
3. Bayangkan kita di posisi pengendara lain
Kita sering melihat anak muda ngebut pada kondisi lalu lintas yang padat serta bergerak zigzag dari satu lajur ke lajur lainnya tanpa memberi sinyal. Di sisi lain juga mudah untuk menemukan pengendara yang bergerak lambat meski berada di lajut cepat sekalipun. Tentu hal ini sangat mudah memancing amarah kita dan melontarkan makian. Kita bisa saja berteriak sambil melotot, "Hoy, Kampret! Naik motor yang bener!" atau "Minggir, bego! Ini lajur cepat, tau!"
Tapi bukan itu yang kita inginkan, untuk mengahadapi para pengendara seperti ini kita bisa membayangkan bagaimana seandainya kita berada di posisi mereka dan orang lain melakukan hal itu kepada kita. Tentu sangat menyakitkan, bukan?!
Berikut adalah beberapa komentar yang membuat kita jauh dari emosi. Bagi pengendara yang sontoloyo dan ngebut tak menentu di jalan, kita bisa berkomentar seperti ini:
"Wow, sakti juga tuh anak! Saingan sama The Doctor."
"Mungkin dia lagi mules berat, pengen boker dan udah mau mbrojol tuh, makanya buru-buru!"
Bagi pengendara lambat yang berada di lajur cepat, ini komentar kita:
"Hebat! Udah bangkotan gitu masih bisa nyetir sendiri."
"Semoga ntar pas aku jompo juga masih bisa berkendara sendiri."
4. Hilangkan ego dari dalam diri
Terkadang kita merasa lebih penting, lebih perlu lebih cepat daripada pengendara lain. Sehingga yang sering muncul dari mulut adalah makian seperti ini:
"Minggir, Setan!"
"Kamu menghalangiku!"
"Aku bisa telat ke kantor."
"Aku benci dengan pengendara seperti kamu!"
"Kamu tidak akan bisa menyalipku. Tidak akan!"
Marilah kita berbagi dengan pengendara lain. Berkendaralah dengan penuh kerendahan hati. Jangan berpikir bahwa kita memiliki hak yang lebih tinggi daripada pengendara lainnya. Kita adalah pengguna jalan dengan hak yang sama seperti mereka. Jadi saling menghargai lebih baik, lebih baik lagi kalau kita bisa memaklumi.
5. Mereka bukan musuh
Musuh adalah orang yang kamu yakin akan membahayakanmu dengan sengaja. Masalahnya kita sering menganggap bahwa pengguna jalan lain adalah musuh, padahal mereka hanyalah orang asing. Mereka bahkan tidak peduli dengan kita, mereka hanya peduli dengan urusan mereka sendiri. Walaupun mereka acap kali menyusahkan kita, namun tetap bukan musuh, kan?!
Sebagai contoh: Kamu sedang berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan dimana tidak ada mobil lain di sekitarmu. Di depan sana kamu melihat sebuah truk di sisi jalan yang sedang menunggu untuk masuk ke lajurmu. Sesaat kamu mendekati truk tersebut, tiba-tiba supir truk tersebut memotong lajurmu dan seketika berada di depanmu sehingga kamu harus mengerem dan banting stir ke lajur lain agar tidak menabrak truk tadi.
Kenapa dia membahayakanmu dan dirinya sendiri dengan tiba-tiba masuk ke lajurmu, bukannya menunggu hingga kamu melintas? Apakah dia melakukannya dengan sengaja? Apakah dia menunggu waktu yang tepat untuk muncul di depanmu, berharap bisa mengejutkanmu dan membuatmu kecelakaan? Ataukah dia tidak tahu bagaimana cara safe driving? Jika kita memilih jawaban pertama, maka kita akan dipenuhi oleh emosi negatif, namun jika kita berpikir kalau dia hanyalah supir yang tidak tahu bagaimana cara berkendara yang baik, maka kita tidak akan terjebak emosi yang ditimbulkan oleh situasi yang tidak bersahabat. Ingat, kita selalu punya pilihan terhadap bagaimana cara merespon terhadap keadaan.
Selamat mencoba dan selamat berkendara! =)