Valentino Rossi tidak bisa menaklukkan Ducati Desmosedici karena motor ini bereaksi sangat aneh terhadap gaya berkendara juara dunia sembilan kali ini. Stoner yang pensiun pada akhir musim lalu merupakan satu-satunya pembalap Ducati yang menikmati kejayaan bersama Ducati dengan mendominasi musim 2007 dengan mengumpulkan 10 kemenangan. Selama empat tahun membalap untuk Ducati, Rossi berhasil mengoleksi 23 kemenangan. Stoner juga sering mengkritik Rossi dan pembalap bertalenta lainnya yang tidak mampu beradaptasi dan memanfaatkan kehebatan Desmosedici.
Gobmeier berpendapat bahwa pembalap semacam Rossi dan Melandri kesulitan dalam membesut Ducati karena motor Ducati bereaksi sangat berbeda jika dibandingkan dengan motor pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha yang sebelumnya pernah mereka gunakan. Berikut komentar bos Ducati.
"Aku dan Ducati yakin kalau Valentino itu adalah salah satu pembalap terhebat yang pernah ada. Namun aku juga berpikir kalau dia juga menjadi korban dari gen Ducati. Motor ini tidak terlalu banyak berubah dari tahun 2007 hingga 2012. Motor memang membaik, tapi pembalap seperti Melandri atau Valentino yang sangat sensitif, mereka mengharapkan reaksi tertentu sebagaimana sikap motor yang seharusnya. Jadi ketika mereka tidak mendapatkan reaksi tersebut, mereka jadi bingung."
"Cara mereka berinteraksi dengan motor tidak cocok. Aku yakin bahwa Valentino yang mana dari sudut pandang berkendara dan feeling, yang datang dari Yamaha yang sangat bagus, memiliki masalah karena motor bereaksi sangat berbeda daripada apa yang biasanya mereka dapatkan."
Gobmeier meyakini bahwa terlalu sulit bagi Rossi untuk merubah gaya berkendara yang telah dikembangkannya sejak kecil dahulu, apalagi saat ini usia Rossi sudah lebih dari 30 tahun dan cukup tua untuk usia seorang pembalap.
"Rossi dan Melandri belajar berkendara ketika mereka masih kecil. Mereka tidak berkendara dengan berfikir, tapi dengan bakat alami mereka. Mereka bertumpu pada refleks dan jika kamu memberi mereka input yang aneh, yang mana natural feeling mereka tidak terbiasa, maka mereka harus berpikir apa yang harus dilakukan. Nah, ketika mereka harus memikirkan hal itu, mereka sudah lambat karena itu tidak secara alami."
Gobmeier berpendapat bahwa pembalap semacam Rossi dan Melandri kesulitan dalam membesut Ducati karena motor Ducati bereaksi sangat berbeda jika dibandingkan dengan motor pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha yang sebelumnya pernah mereka gunakan. Berikut komentar bos Ducati.
"Aku dan Ducati yakin kalau Valentino itu adalah salah satu pembalap terhebat yang pernah ada. Namun aku juga berpikir kalau dia juga menjadi korban dari gen Ducati. Motor ini tidak terlalu banyak berubah dari tahun 2007 hingga 2012. Motor memang membaik, tapi pembalap seperti Melandri atau Valentino yang sangat sensitif, mereka mengharapkan reaksi tertentu sebagaimana sikap motor yang seharusnya. Jadi ketika mereka tidak mendapatkan reaksi tersebut, mereka jadi bingung."
"Cara mereka berinteraksi dengan motor tidak cocok. Aku yakin bahwa Valentino yang mana dari sudut pandang berkendara dan feeling, yang datang dari Yamaha yang sangat bagus, memiliki masalah karena motor bereaksi sangat berbeda daripada apa yang biasanya mereka dapatkan."
Gobmeier meyakini bahwa terlalu sulit bagi Rossi untuk merubah gaya berkendara yang telah dikembangkannya sejak kecil dahulu, apalagi saat ini usia Rossi sudah lebih dari 30 tahun dan cukup tua untuk usia seorang pembalap.
"Rossi dan Melandri belajar berkendara ketika mereka masih kecil. Mereka tidak berkendara dengan berfikir, tapi dengan bakat alami mereka. Mereka bertumpu pada refleks dan jika kamu memberi mereka input yang aneh, yang mana natural feeling mereka tidak terbiasa, maka mereka harus berpikir apa yang harus dilakukan. Nah, ketika mereka harus memikirkan hal itu, mereka sudah lambat karena itu tidak secara alami."