19 June 2011

Ducati Harus Berbeda Dengan Motor Jepang

Rossi sudah tiga kali mencoba GP12, debutnya pada bulan April yang lalu di sirkuit Jerez, setelah itu GP12 digeber Rossi di Mugello pada bulan May dan saat ini Ducati kembali menguji hasil pengembangan GP12 yang diharapkan akan menjadi mesin tempur untuk kembali memboyong tropi juara dunia MotoGP. Terlihat jelas bahwa pabrikan yang bermarkas di Borgo Panigale ini sangat mementingkan musim 2012.

Tapi bagaimanakah mereka membangun GP12? Mereka membangun GP12 benar-benar revolusioner sekali jika dibandingkan dengan motor-motor Desmosedici yang sebelumnya mereka bangun. Kita berharap revolusi pada kubu Ducati mampu membuat Rossi kembali berjaya, apalagi Rossi membalap dengan pabrikan Italia sendiri. Ducati telah memutuskan untuk meneruskan pengembangan dimana mesin menjadi elemen sentral tempat dipasangnya serangkaian unit suspensi depan, suspensi belakang, dan tempat duduk untuk pembalap. Tapi ada perubahan pada layout suspensi belakang yang akan memiliki karakteristik yang benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan layout yang sejak tahun 2003 kita lihat pada Desmosedici.

Kalau kita lihat dari kondisi saat ini, Ducati sangat tidak mungkin untuk mengimplementasikan proyek baru yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan dengan desain yang selama ini dipakai pada motor Desmosedici. Pertama, Ducati tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk melakukannya, yang lebih penting adalah karena penggunaan mesin sebagai elemen sentral merupakan karakteristik dari mesin asal Negeri Pizza ini. Selain itu juga dikarenakan oleh hal strategic dan komersial dimana Ducati dituntut memberikan hal yang berbeda dari pabrikan besar Jepang, hal inilah yang pastinya membuat Ducati tidak akan meniru kompetitornya. Jikalau sebuah perusahaan kecil menantang para raksasa Asia dengan strategi yang sama, maka hal ini akan menjadi suatu malapetaka, jadi Ducati harus bersandar pada ide aslinya, inilah yang selalu dijaga oleh Filippo Preziosi. Bahkan untuk membuat motor Superbike 1200cc pun Ducati mengadopsi konsep MotoGP.

Arsip Sobat46