Saat ini posisi Stoner semakin kokoh di klasemen pembalap MotoGP dengan keunggulan 44 poin terhadap pesaing terdekatnya, Jorge Lorenzo, yang semakin pasrah. Pembalap Australia ini bersiap untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP keduanya di Phillip Island. Balapan di Aragon memberikan kemenangan ke-31 bagi Stoner pada kelas premier, setara dengan kemenangan Eddie Lawson, pembalap Amerika dengan kemenangan terbanyak. Namun Carlo Pernat punya pendapat lain mengenai Stoner. Menurutnya kesuksesan Stoner pada tahun 2007 di Ducati hanyalah sukses yang semu yang pada kenyataannya lebih membahayakan Ducati karena telah mengirim pabrikan Italia ini pada jurang keterpurukan seperti yang kita lihat saat ini. Lho, apa hubungannya? Mari kita dengar komentar 'pedas namun jujur' dari Pernat.
"Di Aragon kita melihat dengan jelas technical superiority motor Honda yang artinya kejuaraan telah berakhir. Tapi hal ini tidak mengecilkan pengaruh dari Stoner karena tanpa dia gelar juara akan jatuh pada Lorenzo lagi, karena pada akhirnya Dani tidak mampu untuk membawa pulang gelar juara dunia untuk Honda. Jadi Honda itu pintar karena telah mengontrak Casey."
"Sementara itu Valentino berada pada kondisi yang berlawanan. Dia mengatakan bahwa tidak ada satu modifikasi pun yang membawa perubahan. Jadi sekarang mereka membangun motor seperti yang diinginkan Ducati dan Valentino belajar mengendarainya, padahal sebaiknya mereka melakukan hal sebaliknya. Rossi mengatakan bahwa 'Bangunlah motor seperti yang aku inginkan!' Sejauh ini Ducati hanya mencoba melakukan perubahan instan yang tidak cukup memberi solusi. Dengan mesin Jepang, kamu mengendarai motor, dengan Ducati kamu mengendarai mesin."
"Sekedar provokasi, sebenarnya Stoner itu buruk untuk Ducati. Kejuaraan 2007 membawa Ducati pada langkah yang salah seperti kondisi mereka pada saat ini, dengan motor yang tidak seorang pun yang dapat mengendarainya dan telah mematikan karir banyak pembalap. Itulah kenapa aku mengatakan kalau Stoner buruk untuk Ducati. Kamu bisa melihatnya dari hasil Ducati saat ini."
Semoga Ducati sadar dengan hal ini dan benar-benar mempercayakan proyeknya pada Rossi. Sebenarnya Ducati saat ini sangat beruntung karena mereka hanya harus siap dengan suntikan dana saja untuk melakukan pengembangan motor. Mereka telah memiliki orang-orang terbaik, kombinasi Rossi, Burgess, dan Preziosi itu lebih dari cukup untuk menciptakan sebuah motor yang ditakuti oleh para rivalnya.
"Di Aragon kita melihat dengan jelas technical superiority motor Honda yang artinya kejuaraan telah berakhir. Tapi hal ini tidak mengecilkan pengaruh dari Stoner karena tanpa dia gelar juara akan jatuh pada Lorenzo lagi, karena pada akhirnya Dani tidak mampu untuk membawa pulang gelar juara dunia untuk Honda. Jadi Honda itu pintar karena telah mengontrak Casey."
"Sementara itu Valentino berada pada kondisi yang berlawanan. Dia mengatakan bahwa tidak ada satu modifikasi pun yang membawa perubahan. Jadi sekarang mereka membangun motor seperti yang diinginkan Ducati dan Valentino belajar mengendarainya, padahal sebaiknya mereka melakukan hal sebaliknya. Rossi mengatakan bahwa 'Bangunlah motor seperti yang aku inginkan!' Sejauh ini Ducati hanya mencoba melakukan perubahan instan yang tidak cukup memberi solusi. Dengan mesin Jepang, kamu mengendarai motor, dengan Ducati kamu mengendarai mesin."
"Sekedar provokasi, sebenarnya Stoner itu buruk untuk Ducati. Kejuaraan 2007 membawa Ducati pada langkah yang salah seperti kondisi mereka pada saat ini, dengan motor yang tidak seorang pun yang dapat mengendarainya dan telah mematikan karir banyak pembalap. Itulah kenapa aku mengatakan kalau Stoner buruk untuk Ducati. Kamu bisa melihatnya dari hasil Ducati saat ini."
Semoga Ducati sadar dengan hal ini dan benar-benar mempercayakan proyeknya pada Rossi. Sebenarnya Ducati saat ini sangat beruntung karena mereka hanya harus siap dengan suntikan dana saja untuk melakukan pengembangan motor. Mereka telah memiliki orang-orang terbaik, kombinasi Rossi, Burgess, dan Preziosi itu lebih dari cukup untuk menciptakan sebuah motor yang ditakuti oleh para rivalnya.