Dari beberapa tim yang diharapkan hadir sebagai tim CRT pada tahun depan, ternyata baru Marc VDS Racing yang telah memiliki motor untuk kompetisi tahun depan. Selain itu belum ada tim yang membeli ataupun mengembangkan motor.
Harga yang sangat tinggi masih menjadi masalah utama bagi para tim yang ingin berkompetisi di balap motor kelas satu ini. Kita harus menyiapkan dana sebesar 3 juta Euro untuk mendapatkan sebuah RC213V dengan teknologi seamless transmission, jelas ini bukanlah harga yang murah.
Untuk mendapatkan sebuah motor Suter, kita harus memiliki dana sebesar 1,2 juta Euro dan pastinya tanpa suku cadang pengganti jika terjadi kecelakaan. Sama seperti Aprilia RSV-4 yang ditawarkan dengan harga 1,2 juta Euro juga, tapi sudah termasuk pengembangan dan jatah seorang engineer pabrikan.
Diantara yang menjadi perhatian bagi para calon pembeli adalah umur mesin, karena walaupun mereka menghasilkan tenaga yang sama dengan motor 1000cc buatan pabrikan, tapi mereka tertinggal jauh dalam hal teknologi elektronik dan membutuhkan perawatan ekstra pada mesin.
Aprilia menjamin bahwa rotasi 5 mesin akan cukup karena jarak temput total untuk kejuaraan selama satu musim, termasuk balapan dan uji coba adalah sekitar 16.000 km. Jadwal rotasi mesin kurang lebih adalah sebagai berikut: servis pada km 1000, kemudian sevis besar pada km 2000, dan ketika mesin sudah menempuh 4000 km, maka mesin ini hanya digunakan untuk latihan dan uji coba saja.
Disamping semua hal di atas, tidak ada jaminan kalau tim CRT akan kompetitif, meskipun hanya untuk bertarung melawan tim satelit sekalipun. Hasil uji coba tim Marc VDS yang menggunakan sasis Suter dan bermesin BMW tertinggal hingga 4 detik di Brno pada pekan lalu. Para pabrikan masih terlalu tinggi dalam menjual motornya kepada para peminat yang juga ingin berkompetisi di kelas MotoGP, padahal apakah biaya mendesain dan membangun sebuah sasis memang menghabiskan dana lebih dari satu juta Euro? Tentu tidak!
Kita tunggu saja, apa yang bisa dilakukan Dorna yang memiliki kekuasaan dalam mengatur kejuaraan dunia MotoGP.
Harga yang sangat tinggi masih menjadi masalah utama bagi para tim yang ingin berkompetisi di balap motor kelas satu ini. Kita harus menyiapkan dana sebesar 3 juta Euro untuk mendapatkan sebuah RC213V dengan teknologi seamless transmission, jelas ini bukanlah harga yang murah.
Untuk mendapatkan sebuah motor Suter, kita harus memiliki dana sebesar 1,2 juta Euro dan pastinya tanpa suku cadang pengganti jika terjadi kecelakaan. Sama seperti Aprilia RSV-4 yang ditawarkan dengan harga 1,2 juta Euro juga, tapi sudah termasuk pengembangan dan jatah seorang engineer pabrikan.
Diantara yang menjadi perhatian bagi para calon pembeli adalah umur mesin, karena walaupun mereka menghasilkan tenaga yang sama dengan motor 1000cc buatan pabrikan, tapi mereka tertinggal jauh dalam hal teknologi elektronik dan membutuhkan perawatan ekstra pada mesin.
Aprilia menjamin bahwa rotasi 5 mesin akan cukup karena jarak temput total untuk kejuaraan selama satu musim, termasuk balapan dan uji coba adalah sekitar 16.000 km. Jadwal rotasi mesin kurang lebih adalah sebagai berikut: servis pada km 1000, kemudian sevis besar pada km 2000, dan ketika mesin sudah menempuh 4000 km, maka mesin ini hanya digunakan untuk latihan dan uji coba saja.
Disamping semua hal di atas, tidak ada jaminan kalau tim CRT akan kompetitif, meskipun hanya untuk bertarung melawan tim satelit sekalipun. Hasil uji coba tim Marc VDS yang menggunakan sasis Suter dan bermesin BMW tertinggal hingga 4 detik di Brno pada pekan lalu. Para pabrikan masih terlalu tinggi dalam menjual motornya kepada para peminat yang juga ingin berkompetisi di kelas MotoGP, padahal apakah biaya mendesain dan membangun sebuah sasis memang menghabiskan dana lebih dari satu juta Euro? Tentu tidak!
Kita tunggu saja, apa yang bisa dilakukan Dorna yang memiliki kekuasaan dalam mengatur kejuaraan dunia MotoGP.