Rossi masih kesulitan untuk membuat gebrakan besar di Ducati sejak hengkang dari Yamaha pada akhir tahun 2010 dan baru mendapatkan satu podium dalam 10 balapan bersama Ducati.
Sementara itu saat ini kubu Honda sedang menikmati musim terbaik mereka dalam era 800cc setelah mengumpulkan lebih banyak kemenangan sejak musim 2007.
Burges mengatakan, "Menurutku kita meremehkan pencapaian yang dilakukan oleh pabrikan lain. Casey telah mengangkat potensi semua pembalap yang menggunakan Honda. Saat ini jelas dia berdiri sebagai pembalap tercepat di luar sana. Hanya kesialan saja yang bisa membuatnya gagal memenangkan kejuaraan tahun ini."
Burgess juga mengatakan bahwa kesulitan utama Ducati yaitu mengenai pemahaman konsep sasis berbahan karbon fiber. Konsep ini memang sangat inovatif karena tidak satu pabrikan pun selain Ducati yang berani bereksperimen menggunakan bahan ini. Loris Capirossi juga pernah menyampaikan kalau Ducati sedang melakukan perubahan radikal untuk menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Capirex meminta agar Desmosedici menggunakan frame konvensional yang berbahan aluminium.
Burgess menambahkan, "Kamu tidak akan berharap kalau ini akan mudah karena Ducati sendiri terang-terangan menyatakan kalau dalam hal sasis, mereka membangun motor dengan cara yang cukup berbeda. Tidak banyak pengalaman dan informasi mengenai bagaimana seharusnya bekerja dengan sasis itu, jadi kami kesulitan dan tanpa adanya data dari Ducati sebagai perbandingan, kami seperti berada pada posisi netral, memulai dari nol. Pada masa lalu Ducati mendapatkan hasil yang tidak konsisten, mungkin ini bukanlah hal ideal seperti yang seharusnya."
"Jika kamu melihat hasil yang diperoleh Ducati pada tahun-tahun awal masuk MotoGP, ada Loris dan Troy Bayliss yang mampu finish dalam empat besar. Dengan kompetisi saat itu, motor Ducati mungkin lebih mendekati potensi terbaiknya. Menurutku saat itu motor Ducati lebih mudah dikendarai. Seiring berjalannya waktu, Ducati telah menjauh dari hal yang aku sukai, yaitu semua pembalap bisa membesut motor dengan baik, bukan hanya pembalap tertentu."
Pindahnya Rossi dari Honda ke Yamaha pada akhir musim 2003 silam bukanlah masalah besar bagi Burgess dalam meracik motor, karena Yamaha menggunakan sasis konvensional seperti Honda. Kelemahan Yamaha hanya pada akselerasi dan top speed motor, sementara sasis M1 bekerja dengan baik di tikungan. Sementara pada Ducati cerita menjadi berbeda karena si merah ini tidak menggunakan sasis konvensional seperti yang umum digunakan motor pabrikan Jepang, artinya Rossi dan Burgess mulai dari nol.
Bagi para fans, bersabarlah! Sejatinya Rossi juga ingin segera keluar dari keterpurukan ini. Salam 46!
Sementara itu saat ini kubu Honda sedang menikmati musim terbaik mereka dalam era 800cc setelah mengumpulkan lebih banyak kemenangan sejak musim 2007.
Burges mengatakan, "Menurutku kita meremehkan pencapaian yang dilakukan oleh pabrikan lain. Casey telah mengangkat potensi semua pembalap yang menggunakan Honda. Saat ini jelas dia berdiri sebagai pembalap tercepat di luar sana. Hanya kesialan saja yang bisa membuatnya gagal memenangkan kejuaraan tahun ini."
Burgess juga mengatakan bahwa kesulitan utama Ducati yaitu mengenai pemahaman konsep sasis berbahan karbon fiber. Konsep ini memang sangat inovatif karena tidak satu pabrikan pun selain Ducati yang berani bereksperimen menggunakan bahan ini. Loris Capirossi juga pernah menyampaikan kalau Ducati sedang melakukan perubahan radikal untuk menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Capirex meminta agar Desmosedici menggunakan frame konvensional yang berbahan aluminium.
Burgess menambahkan, "Kamu tidak akan berharap kalau ini akan mudah karena Ducati sendiri terang-terangan menyatakan kalau dalam hal sasis, mereka membangun motor dengan cara yang cukup berbeda. Tidak banyak pengalaman dan informasi mengenai bagaimana seharusnya bekerja dengan sasis itu, jadi kami kesulitan dan tanpa adanya data dari Ducati sebagai perbandingan, kami seperti berada pada posisi netral, memulai dari nol. Pada masa lalu Ducati mendapatkan hasil yang tidak konsisten, mungkin ini bukanlah hal ideal seperti yang seharusnya."
"Jika kamu melihat hasil yang diperoleh Ducati pada tahun-tahun awal masuk MotoGP, ada Loris dan Troy Bayliss yang mampu finish dalam empat besar. Dengan kompetisi saat itu, motor Ducati mungkin lebih mendekati potensi terbaiknya. Menurutku saat itu motor Ducati lebih mudah dikendarai. Seiring berjalannya waktu, Ducati telah menjauh dari hal yang aku sukai, yaitu semua pembalap bisa membesut motor dengan baik, bukan hanya pembalap tertentu."
Pindahnya Rossi dari Honda ke Yamaha pada akhir musim 2003 silam bukanlah masalah besar bagi Burgess dalam meracik motor, karena Yamaha menggunakan sasis konvensional seperti Honda. Kelemahan Yamaha hanya pada akselerasi dan top speed motor, sementara sasis M1 bekerja dengan baik di tikungan. Sementara pada Ducati cerita menjadi berbeda karena si merah ini tidak menggunakan sasis konvensional seperti yang umum digunakan motor pabrikan Jepang, artinya Rossi dan Burgess mulai dari nol.
Bagi para fans, bersabarlah! Sejatinya Rossi juga ingin segera keluar dari keterpurukan ini. Salam 46!