Balapan kering pertama yang mengharuskan pembalap masuk pit stop memberikan nuansa tersendiri pada GP Australia, namun ketiga pembalap terdepan yang mendapatkan podium menentang ide untuk menggunakan format ini untuk digunakan pada setiap balapan akhir pekan.
Pit stop ini diperkenalkan sebagai tindakan darurat yang diambil ketika Bridgestone mengalami masalah panas berlebihan pada ban mereka sebagai akibat dari lapisan aspal baru Phillip Island. Dunlop memilih untuk memangkas jumlah lap menjadi setengahnya pada kelas Moto2, sementara MotoGP memilih untuk mempertahankan sebanyak mungkin lap dengan memaksa semua pembalap untuk masuk pit dan mengganti motornya dengan motor cadangan dalam 10 lap pertama dari total 19 lap balapan.
Mari kita simak komentar dari para podium finisher yang dimulai dari Jorge Lorenzo yang menempati podium utama.
"Menurutku balapan dengan pit stop jelas bukanlah opsi yang bagus. Semua jadi lebih buruk dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan balapan normal. Rem karbon di ban depanku terlalu dingin ketika aku keluar dari pit, tapi yang paling berbahaya adalah di lajur pit, karena jika kamu terpisah empat atau lima detik di depan pembalap lain ketika masuk pit, maka kamu akan bertemu sesudah kamu mengganti motor."
"Ini sangat berbahaya. Tabrakan pada kecepatan 60 km/jam dalam pit saja bisa membuat kerusakan yang besar. Pada balapan basah memang peraturannya untuk melakukan pit stop, tapi pada kondisi kering menurutku bukanlah opsi yang terbaik."
Dani Pedrosa yang berada di posisi runner up juga setuju dengan pendapat Lorenzo.
"Hari ini oke karena suatu keadaan yang darurat, tapi ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ada lapisan aspal baru yang sangat mencengkeram dan kamu harus merubah semuanya di kejuaraan untuk melakukan balapan seperti ini. Aku melihat balapan motor sebagai satu kesatuan."
Sementara Valentino Rossi yang berhasil mengamankan podium ketiga agaknya setuju dengan ide pit stop pada setiap balapan walaupun Rossi merasa format seperti biasanya lebih baik.
"Menurutku itu bisa menjadi opsi di masa yang akan datang. Balapan yang lebih lama dengan satu atau dua kali berhenti. Hal ini berbeda dan lebih intens. Kamu bisa 100% dari awal hingga akhir. Saat berhenti kamu bisa rileks selama beberapa detik, kemudian kamu melanjutkan lagi pada 100%. Sebetulnya aku menyukainya, tapi lebih baik jika dijadikan sebagai normal karena hari ini hanya karena keadaan darurat."
Untuk menghindari situasi yang sama di masa yang akan datang, Rossi berharap agar uji ban harus dilakukan pada sirkuit yang di aspal ulang.
"Menurutku jika suatu sirkuit memiliki permukaan aspal baru, maka harus dilakukan uji coba dengan para pembalap cepat. Aku juga berpikir bahwa Bridgestone harus meningkatkan kualitas ban hard karena tidak pernah cocok dengan siapapun dan pada setiap balapan kami terpaksa menggunakan ban belakang yang lebih soft."
"Aku berharap Bridgestone berusaha memberikan pembalap dua pilihan yang jelas untuk balapan, sehingga beberapa pembalap bisa memutuskan antara hard dan soft mana yang cocok baginya."
Pit stop ini diperkenalkan sebagai tindakan darurat yang diambil ketika Bridgestone mengalami masalah panas berlebihan pada ban mereka sebagai akibat dari lapisan aspal baru Phillip Island. Dunlop memilih untuk memangkas jumlah lap menjadi setengahnya pada kelas Moto2, sementara MotoGP memilih untuk mempertahankan sebanyak mungkin lap dengan memaksa semua pembalap untuk masuk pit dan mengganti motornya dengan motor cadangan dalam 10 lap pertama dari total 19 lap balapan.
Mari kita simak komentar dari para podium finisher yang dimulai dari Jorge Lorenzo yang menempati podium utama.
"Menurutku balapan dengan pit stop jelas bukanlah opsi yang bagus. Semua jadi lebih buruk dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan balapan normal. Rem karbon di ban depanku terlalu dingin ketika aku keluar dari pit, tapi yang paling berbahaya adalah di lajur pit, karena jika kamu terpisah empat atau lima detik di depan pembalap lain ketika masuk pit, maka kamu akan bertemu sesudah kamu mengganti motor."
"Ini sangat berbahaya. Tabrakan pada kecepatan 60 km/jam dalam pit saja bisa membuat kerusakan yang besar. Pada balapan basah memang peraturannya untuk melakukan pit stop, tapi pada kondisi kering menurutku bukanlah opsi yang terbaik."
Dani Pedrosa yang berada di posisi runner up juga setuju dengan pendapat Lorenzo.
"Hari ini oke karena suatu keadaan yang darurat, tapi ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ada lapisan aspal baru yang sangat mencengkeram dan kamu harus merubah semuanya di kejuaraan untuk melakukan balapan seperti ini. Aku melihat balapan motor sebagai satu kesatuan."
Sementara Valentino Rossi yang berhasil mengamankan podium ketiga agaknya setuju dengan ide pit stop pada setiap balapan walaupun Rossi merasa format seperti biasanya lebih baik.
"Menurutku itu bisa menjadi opsi di masa yang akan datang. Balapan yang lebih lama dengan satu atau dua kali berhenti. Hal ini berbeda dan lebih intens. Kamu bisa 100% dari awal hingga akhir. Saat berhenti kamu bisa rileks selama beberapa detik, kemudian kamu melanjutkan lagi pada 100%. Sebetulnya aku menyukainya, tapi lebih baik jika dijadikan sebagai normal karena hari ini hanya karena keadaan darurat."
Untuk menghindari situasi yang sama di masa yang akan datang, Rossi berharap agar uji ban harus dilakukan pada sirkuit yang di aspal ulang.
"Menurutku jika suatu sirkuit memiliki permukaan aspal baru, maka harus dilakukan uji coba dengan para pembalap cepat. Aku juga berpikir bahwa Bridgestone harus meningkatkan kualitas ban hard karena tidak pernah cocok dengan siapapun dan pada setiap balapan kami terpaksa menggunakan ban belakang yang lebih soft."
"Aku berharap Bridgestone berusaha memberikan pembalap dua pilihan yang jelas untuk balapan, sehingga beberapa pembalap bisa memutuskan antara hard dan soft mana yang cocok baginya."