01 May 2013

Serangan Balik Puig terhadap Schwantz

Alberto Puig merupakan manajer sekaligus mentor Dani Pedrosa yang belakangan menjadi sasaran kritik juara dunia GP500 tahun 1993, Kevin Schwantz. Sebelum balapan Austin kemarin, Shwantz yang berasal dari Texas memberikan komentar kepada media Spanyol bahwa Puig memberikan pengaruh buruk bagi Pedrosa yang merupakan runner-up MotoGP sebanyak tiga kali ini.

"Dani perlu mencapai level yang lebih tinggi. Aku menyukainya, dia sudah delapan tahun di pabrikan Honda dan tidak memenangkan apapun. Aku ingin dia membuktikan bahwa aku salah., tapi aku pikir dia tidak akan bisa."

Sayangnya komentar yang diberikan oleh Schwantz diterjemahkan dengan buruk ke dalam bahasa Spanyol, sehingga menimbulkan salah interpretasi dan Puig tidak senang dengan hal ini serta memberikan respon yang panjang pada media Spanyol, Elmundo.es. Berikut serangan balik Puig kepada Schwantz dengan membandingkan statistik karier antara Pedrosa terhadap Shwantz.

"Mengatakan Dani tidak memenangkan apapun dalam delapan tahun merupakan ciri orang yang tidak tahu apa yang dia katakan, terlebih itu sangat tidak menghargai."

"Mr. Schwatz, Dani memang belum memenangkan gelar MotoGP sekalipun, tapi aku akan beritahu sesuatu yang tidak akan Anda suka... Anda memang mendapatkan gelar tahun 1993 (setelah 8 tahun di GP500), tapi Anda menang hanya karena Wayne Rainey crash di Misano dan harus berhenti bertanding. Jika tidak maka Anda tidak akan memenangkan gelar itu."

"Anda adalah pembalap yang hebat, super spectacular, namun jika melihat hasil statistik, Anda selalu di dalam bayangan Eddie Lawson dan Rainey."

"Sejak aku pensiun dari kompetisi, aku bekerja keras untuk membantu para pembalap, terutama Pedrosa, begitu juga pembalap seperti Casey Stoner, Toni Elias, Alvaro Bautista, Marc Marquez dan Julian Simon. Mereka semua sudah pernah menjadi juara dunia."

"Anda, Mr. Schwantz, telah memiliki sekolah berkendara di Texas selama bertahun-tahun untuk membantu anak-anak membalap. Bahkan hingga saat ini tidak ada seorangpun yang mampu untuk membalap di kejuaraan Eropa. Tidak ada satupun. Dalam bidang ini Anda tidak sukses."

Puig bercerita tentang pengalamannya naik podium bersama Schwantz pada balapan Grand Prix 500 di Jerman pada tahun 1994, yang mana ketika itu Puig menyelesaikan balapan hanya dua detik di belakang Schwantz yang mengendarai Suzuki dan Doohan di podium utama.

"Aku merasa terhormat bisa naik podium bersamamu dan Michael Doohan pada Hockenheim tahun 1994. Pada balapan itu Honda milikku lebih cepat daripada Suzuki dan aku mengambil keuntungan dari slipstream di trek lurus, sampai kita mencapai chicanes (tikungan S), di saat mengerem, Anda lebih bagus."

"Akhirnya di atas podium aku merasakan kehormatan yang besar dan kekaguman kepadamu, yaitu orang yang baru saja mengajariku bagaimana cara mengerem hingga limit dengan motor balap. Sayangnya setelah membaca pernyataanmu... rasa hormat yang lahir pada hari yang dingin di Hockenheim '94 itu sirna."

Saat interview dengan media Spanyol, Schwantz juga mengatakan bahwa Lorenzo adalah favoritnya untuk memenangkan musim 2013, Marc Marquez memiliki masa depan yang cerah, dan balapan MotoGP tak akan berarti tanpa Valentino Rossi.

Satu pelajaran yang bisa kita petik, lidahmu adalah harimaumu.

Arsip Sobat46