26 November 2010

Motor Jepang Lebih Mudah Dikendarai

Perubahan motor memang bukanlah hal yang mudah, hal ini betul-betul dialami oleh pembalap legendaris asal Italia. Valentino Rossi ternyata butuh waktu lebih lama untuk menaklukkan Ducati.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Casey Stoner merupakan pembalap yang paling cepat dalam beradaptasi. Coba kita ingat pada awal tahun 2007 pada saat Stoner pindah ke Ducati, pembalap Australia ini bisa beradaptasi dengan cepat dalam mengendarai Desmosedici yang liar. Hal ini berlanjut dengan kejutan dari Stoner dengan menjadi yang tercepat pada sesi latihan hari kedua di Valencia, dengan catatan waktu 1 menit 32,066 detik. Casey Stoner menggunakan motor baru dan sama seperti Valentino Rossi, dia juga membawa anggota timnya dari Ducati, yang dipimpin oleh Bruno Leoni.

Modifikasi utama yang diminta oleh Casey Stoner adalah lapisan film anti selip yang dipasang di bagian belakang tangki bahan bakar, ini persis seperti yang pernah dipakai oleh Stoner di Ducati GP10. Hal ini dilakukan Stoner karena masih memiliki keterbatasan dalam menggerakkan pergelangan tangannya, jadi modifikasi ini ditujukan untuk membantunya dalam memposisikan badannya sebagai kompensasi dari keterbatasan gerakan.

Stoner tahu apa yang diharapkan dari motor Jepang yang cukup konvensional, sementara Rossi menghadapi posisi yang bertolak belakang, karena Ducati adalah motor Italia yang unik.

"Aku sedikit kaget bahwa Rossi cukup kesulitan. Aku tidak mengiranya - jelas Stoner - masalahnya adalah ketika kamu tidak memaksakan diri, itu akan sangat sulit untuk memberikan respon yang baik bagi (engineer) karena motor tidak berlaku dengan cara yang sama. Faktanya adalah Rossi selalu mengendarai motor Jepang, sementara Ducati ini unik, dan betul-betul berbeda jika dibandingkan dengan yang lainnya. Tapi Rossi akan beradaptasi dengan Desmosedici."

Apakah latihan yang terbatas akan membuatnya lebih sulit?

"Dulu kami memiliki sesi latihan yang sangat banyak, namun sekarang sangat sedikit. Rasanya akan bagus sekali jika ada sesi latihan sehari setelah balapan. Tidak usah terlalu banyak, dua atau tiga kali lah."

Kita tahu bahwa Pedrosa masih cukup kesulitan untuk bisa konsisten di atas RC212V, namun Stoner merasakan hal sebaliknya hanya dalam beberapa jam menggunakan motor yang sama.

"Aku pikir mesin ini hebat. Tadinya aku menyangka akan menemukan akselerasi yang brutal yang dapat merobek lenganku, tapi ternyata akselerasinya semulus kaca."

Coba lihat foto di atas, bukannya kesulitan, malah Stoner bisa mengendarai Honda hanya dengan satu tangan :)

Arsip Sobat46